"Barang siapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan di dunia), tetapi dia tidak akan menghendaki bagian di akhirat. <terjemahan QS Asy-Syura (42): 20>"
memang, sangat manusiawi jika kita mengharapkan kecukupan bahkan lebih dari cukup atas nikmat dan kebutuhan dalam rangka melangsungkan hidup. namun penting bagi kita untuk merenungkan mengenai apa-apa yang kita inginkan. berdasarkan ayat ke 20 dari surat Asy-Syura dapat dipahami bahwa pada hakikatnya Allah maha pemberi terhadap apapun yang diinginkan manusia baik itu untuk kepentingan dunia maupun untuk kepentingan akhirat. untuk itulah perlunya kita merenungkan apa-apa yang kita minta dari Allah. dan mohonlah petunjuk pada Allah agar kita tidak terpedaya oleh kesenangan dunia yang melalaikan, mohonlah supaya Allah menyeleksi dari keinginan-keinginan kita agar hanya yang baik dan berorientasi akhiratlah yang Allah kabulkan. karena kita tidak tahu sejauh mana kemampuan kita dalam mengelola hati dan harta di jalan Allah.
banyak sekali hal yang samar-samar di dunia ini. maka dari itu kita harus berhati-hati dengan apa yang nampak oleh mata. perbuatan yang baik bisa terlihat buruk dan yang buruk sangat mudah untuk terlihat baik. ada syetan yang berperan baik dalam menjerumuskan manusia. Allah menyebutkan pada QS Al'Anam (6) ayat 43 yang artinya, ... dan setanpun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan. maka dari itu, janganlah kita memasukan diri menjadi salah satu korban perbuatan setan.
setelah kita yakin dan memahami hakikat bahwa Allah Maha Pemberi. hendaknya kita tidak perlu merasa iri terhadap apa yang Allah lebihkan atas orang lain.
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain . . .. <terjemahan QS An-nisa (4):32>"
Allah melarang kita untuk berangan-angan yang menyebabkan iri/dengki terhadap kelebihan yang Allah lebihkan atau istimewakan terhadap orang lain dan kita belum/tidak mendapatkannya. sifat iri bisa menjadi bara api yang membakar amal-amal. Hal ini pula dapat menjadikan kita kurang percaya kepada Allah bahkan kurang yakin bahwa Allah memiliki stok yang tidak terbatas.
janganlah ketika melihat seseorang yang mendapatkan mobil mewah, lalu kita berpikir kenapa dia dapat dan saya tidak dapat. lalu menginginkan nikmat hilang dari orang lain dan berpindah pada kita. seseorang yang seperti itu memiliki aqidah yang buruk.
sifat iri tidak ada manfaatnya. jika kita tidak memiliki apa (duniawi) yang dimiliki oleh orang lain hendaknya kita berkhusnudzon kepada Allah, bahwa Allah menghendaki untuk kita yang terbaik menurut Allah. Allah ingin menjaga kita dari sibuk memikirkan dunia.
sangat mungkin bahwa seseorang mendapatkan kebaikan dari sisi duiawi, namun belum tentu ia mendapatkan kebaikan pada sisi akhirat. sebagai contoh, seseorang yang dititipi mobil oleh Allah. lalu dengan mobil itu dia tidak merasa panas saat matahari sedang terik-teriknya, tidak juga terjatuhi air ketika hujan sedang deras-derasnya, ia bebas melakukan perjalanan kapanpun dan kemanapun. namun di sisi lain ia menjadi bangga diri karena memiliki mobil, ia menjadi lalai dengan sholat dan shodaqoh. atau sebelumnya ia termasuk orang yang murah dalam bersedeqah, namun setelah memiliki mobil sehingga berpikir dua kali ketika hendak mengeluarkan uang untuk beramal mengingat ia harus membiayai kebutuhan mobil mulai dari bahan bakar hingga perawatan. ia menjadi pelit setelah mendapatkan mobil. inilah contoh orang yang untung secara dunia namun rugi secara akhirat.
Allah berfirman pada QS Asy-Syura (42): 36, yang artinya Apa pun (kenikmatan)yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada tuhan (Allah) mereka bertawakal.
Allah Maha Mengetahui tentang kemampuan kita dalam mengelola apa-apa yang Allah titipkan. maka ketika Allah menunda atau bahkan mengganti keinginan kita dengan apa yang terbaik menurut Allah, hendaknya kita tetap berbaik sangka kepada Allah. dan janganlah kekeh dan merasa mampu untuk tetap berada di jalan Allah.
tidak ada yang patut diirikan kecuali dalam dua hal, yakni orang yang dilebihkan Allah dalam hal harta ia gunakan di jalan Allah dan orang yang diberi Al qur'an (ilmu) lalu dia amalkan dan dia ajarkan siang dan malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar